السلام عليكم
بسم ﷲ ارحمنرحيم
Pernah kepikiran sekolah untuk apa? Katanya sih untuk mendidik anak-anak bangsa, biar berilmu dan memiliki akhlak yg mulia.
Ya, tapi apakah kita sebagai orang tua dan guru benar telah menerapkan itu kepada anaknya? Saya tidak mengatakan mereka yg benar-benar ingin mendidik anaknya, namun realitanya pada beberapa orang tua dan kebanyakan menginginkan anaknya dapat nilai tinggi, oke kita terima, karena mungkin sebagai pembuktian bahwa dia memiliki ilmu, namun bagaimana dengan kata-kata "ah biarlah, yg penting dia sekolah dan lulus, bisa kerja?".
Ada hal yg miris pernah saya dapat kan dari ucapan siswa SMA tempat saya mengajar Bimbel. Jadi mereka meminta saya untuk membantu mereka menjawab pertanyaan ketika ujian sekolah nanti, lalu saya jawab, kalo kalian ujian masih minta saya yang kerjakan, lalu apa fungsi kalian les di sini? Apa fungsi kita bahas soal-soal, nilai itu tidak begitu penting, tapi seberapa kamu punya ilmu, sebab itu kalian belajar tambahan di sini. Tapi sayang, yang dijawab mereka adalah, "mbak saat ini itu semua tidak penting, nilai tinggi yang penting, kejujuran kami tidak berfungsi apapun".
Maka, sebenarnya kejujuran itu bagaimana mereka menilainya? Jujur agar dapat nilai tinggi, namun kejujuran itu bukan masalah agar dapat nilai tinggi, tetapi untuk membentuk karakter yang ada pada diri mereka. Ya, aku dulu pernah berada diposisi mereka dan sama, targetku adalah mendapatkan nilai baik, malu kalo harus remedial, sebab itu belajar ketika mau ujian saja, itu masih untung, belum lagi yang memilih untuk nyontek.
Lalu siapa yg salah? Allahu a'lam, pendidikan karakter anak sejak dini sangat diperlukan, kita butuh bibit bibit unggul untuk agama dan negri kita
Penanaman mindset bahwa yang dibutuhkan itu adalah ilmu yang di dapatkan bukan seberapa tinggi nilai yang di dapatkan. Bukan perihal ijazah lalu menjadi persyaratan untuk bekerja, Allah kita tak pernah berfirman berijazah dulu baru diberikan rezeki, tidak sama sekali. Berikan stimulus pada anak bahwa kamu sekolah untuk belajar dan memperoleh ilmu, lalu bisa kamu amalkan.
Namun, ketika ana itu tidak di naikan kelas, beberapa orang tua marah, protes kepada guru, kenapa? Bagaimana jika memang potensi anak tersebut belum cukup ke materi selanjutnya? Kenapa harus dipaksakan? Saya pernah salut mendengar cerita di mana ketika itu orang tuanya meminta anaknya tidak naik kelas, karena dia tidak melepaskan segala pendidikan anaknya di sekolah, setiap pulang sekolah orangtuanya cek hasil belajar anaknya, ditanya kembali ilmu apa yang hari ini kamu dapat, tanya jawab dan dia tidak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai madrasah anak-anaknya, sehingga dia tau potensi anaknya sendiri, namun sayang kita sangat jarang menemukan orang tua seperti ini bukan?
Sekarang coba tanyakan pada diri kita sendiri, kita sekolah kan anak untuk apa? Ijazah naik tingkat dapat ijazah lagi lalu bisa bekerja dengan layak? Itukah?
Saya suka kasihan sekali pada beberapa perusahaan yang menerima pegawainya dengan syarat minimal S1 atau dan lain-lain. Tentunya yang diharapkan bahwa mereka berilmu, karakter yang baik terbentuk padanya, namun sayang nya tidak semua S1 menekuni bidang mereka, sepertinya gelar hanya sebagai syarat untuk sebuah pekerjaan, sebab itu takkala kita melihat sarjana tapi pemikirannya pendek, S2 tapi tidak beradab dan lainnya.
Sekarang kita kembali lagi ke sekolah, sekolah untuk apa sih? Ijazah? Pengakuan? Atau ilmu yang didapatkan? Jika pilihannya adalah untuk berilmu, beranikah kamu belajar tanpa dapat ijazah? Ah sudahlah mungkin pengakuan memang dibutuhkan di zaman ini.
Namun, bisakah kita menanam mindset bahwa sekolah untuk menjadikan manusia yang berilmu dan berahlak mulia?
Ya lagi-lagi peran orang tua sangat penting, di sekolah kita ini minimal satu guru mengajar 20 org dalam 1 ruangan, apakah guru akan memperhatikan semuanya dengan rata? Sulit, maka orang tua lah yang kembali menggali pelajaran-pelajaran yang mereka dapatkan, sebab itu orang tua pun harus pintar, bukan hanya giru disekolah saja.
Allahu a'lam, semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk mendidik anak-anak kita. Aamiin
بسم ﷲ ارحمنرحيم
Pernah kepikiran sekolah untuk apa? Katanya sih untuk mendidik anak-anak bangsa, biar berilmu dan memiliki akhlak yg mulia.
Ya, tapi apakah kita sebagai orang tua dan guru benar telah menerapkan itu kepada anaknya? Saya tidak mengatakan mereka yg benar-benar ingin mendidik anaknya, namun realitanya pada beberapa orang tua dan kebanyakan menginginkan anaknya dapat nilai tinggi, oke kita terima, karena mungkin sebagai pembuktian bahwa dia memiliki ilmu, namun bagaimana dengan kata-kata "ah biarlah, yg penting dia sekolah dan lulus, bisa kerja?".
Ada hal yg miris pernah saya dapat kan dari ucapan siswa SMA tempat saya mengajar Bimbel. Jadi mereka meminta saya untuk membantu mereka menjawab pertanyaan ketika ujian sekolah nanti, lalu saya jawab, kalo kalian ujian masih minta saya yang kerjakan, lalu apa fungsi kalian les di sini? Apa fungsi kita bahas soal-soal, nilai itu tidak begitu penting, tapi seberapa kamu punya ilmu, sebab itu kalian belajar tambahan di sini. Tapi sayang, yang dijawab mereka adalah, "mbak saat ini itu semua tidak penting, nilai tinggi yang penting, kejujuran kami tidak berfungsi apapun".
Maka, sebenarnya kejujuran itu bagaimana mereka menilainya? Jujur agar dapat nilai tinggi, namun kejujuran itu bukan masalah agar dapat nilai tinggi, tetapi untuk membentuk karakter yang ada pada diri mereka. Ya, aku dulu pernah berada diposisi mereka dan sama, targetku adalah mendapatkan nilai baik, malu kalo harus remedial, sebab itu belajar ketika mau ujian saja, itu masih untung, belum lagi yang memilih untuk nyontek.
Lalu siapa yg salah? Allahu a'lam, pendidikan karakter anak sejak dini sangat diperlukan, kita butuh bibit bibit unggul untuk agama dan negri kita
Penanaman mindset bahwa yang dibutuhkan itu adalah ilmu yang di dapatkan bukan seberapa tinggi nilai yang di dapatkan. Bukan perihal ijazah lalu menjadi persyaratan untuk bekerja, Allah kita tak pernah berfirman berijazah dulu baru diberikan rezeki, tidak sama sekali. Berikan stimulus pada anak bahwa kamu sekolah untuk belajar dan memperoleh ilmu, lalu bisa kamu amalkan.
Namun, ketika ana itu tidak di naikan kelas, beberapa orang tua marah, protes kepada guru, kenapa? Bagaimana jika memang potensi anak tersebut belum cukup ke materi selanjutnya? Kenapa harus dipaksakan? Saya pernah salut mendengar cerita di mana ketika itu orang tuanya meminta anaknya tidak naik kelas, karena dia tidak melepaskan segala pendidikan anaknya di sekolah, setiap pulang sekolah orangtuanya cek hasil belajar anaknya, ditanya kembali ilmu apa yang hari ini kamu dapat, tanya jawab dan dia tidak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai madrasah anak-anaknya, sehingga dia tau potensi anaknya sendiri, namun sayang kita sangat jarang menemukan orang tua seperti ini bukan?
Sekarang coba tanyakan pada diri kita sendiri, kita sekolah kan anak untuk apa? Ijazah naik tingkat dapat ijazah lagi lalu bisa bekerja dengan layak? Itukah?
Saya suka kasihan sekali pada beberapa perusahaan yang menerima pegawainya dengan syarat minimal S1 atau dan lain-lain. Tentunya yang diharapkan bahwa mereka berilmu, karakter yang baik terbentuk padanya, namun sayang nya tidak semua S1 menekuni bidang mereka, sepertinya gelar hanya sebagai syarat untuk sebuah pekerjaan, sebab itu takkala kita melihat sarjana tapi pemikirannya pendek, S2 tapi tidak beradab dan lainnya.
Sekarang kita kembali lagi ke sekolah, sekolah untuk apa sih? Ijazah? Pengakuan? Atau ilmu yang didapatkan? Jika pilihannya adalah untuk berilmu, beranikah kamu belajar tanpa dapat ijazah? Ah sudahlah mungkin pengakuan memang dibutuhkan di zaman ini.
Namun, bisakah kita menanam mindset bahwa sekolah untuk menjadikan manusia yang berilmu dan berahlak mulia?
Ya lagi-lagi peran orang tua sangat penting, di sekolah kita ini minimal satu guru mengajar 20 org dalam 1 ruangan, apakah guru akan memperhatikan semuanya dengan rata? Sulit, maka orang tua lah yang kembali menggali pelajaran-pelajaran yang mereka dapatkan, sebab itu orang tua pun harus pintar, bukan hanya giru disekolah saja.
Allahu a'lam, semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk mendidik anak-anak kita. Aamiin
Komentar
Posting Komentar